A. Sekilas Sejarah Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan Konseling berasal dari Amerika Serikat. Bimbingan dan Konseling mulai berkembang di Indonesia pada tahun 60-an yang mana memfokuskan pada anak didik. Anak-anak memiliki potensi yang baik dan harus dikembangkan agar dapat berguna bagi dirinya maupun masyarakat.
Sejalan dengan aliran humanistik yang menganggap manusia itu sebagai makhluk yang mampu menyelesaikan masalah yang ada. Aliran humanistik yang sesuai diterapkan di Indonesia yaitu aliran humanistik-religius dimana manusia menghargai kemampuannya untuk menyelesaikan masalah akan tetapi tidak lupa dengan kekuasaan Allah SWT.
Di sekolah dasar mulai digalakkan bimbingan dan konseling pada tahun 1975 yang betujuan untuk mengoptimalkan perkembangan anak.
B. Konseling dalam Aspek-aspek Kehidupan
Setiap hari kita tidak terlepas dari bantuan orang lain dimana ada interaksi maka disitu terdapat bantuan artinya pelaksanaan hubungan konseling tidak hanya terjadi di lab bimbingan dan konseling atau di sekolah saja.
Beberapa profesi yang kita ketahui yang melakukan hubungan menbantu antara lain adalah:
1.Dunia Kedokteran/ kesehatan
Kesehatan erat kaitannya dengan dokter, suster, perawat,pasien dan lannya. Aitannya dengan bimbingan dan konseling daimana pasien menyampaikan keluhan yang dialami dan dokter memberikan solusi. Solusi ini melalui sejumlah proses yang dikembangkan hingga pemberian resep, obat, dan saran-saran selama menjalani perawatan. Doter yang bersahabat dengan pasien dapat mempercepat kesembuhan pasien akan berbeda hasilnya jika dokter tidak dekat dengan pasien. Mesikpun demikian dokter bukanlah penyembuh penyakit melaikan hanya perantara dari Allah SWT.
2.Perusahaan dan Industri
Perusahaan dan industri berarti ada pimpinan dan karyawan. Agar tidak terjadi kesewenang-wenangan maka harus terjadi hubungan yang baik antara pemimpin dan karyawan. Karyawan yang kreatif didukung oleh peruhasaan akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Pimpinan menghargai, perhatian dan memotivasi karyawannya menimbulkan keterbukaan, kejujuran, semangat dan kreatifitas tinggi.
Akan berbeda ceritanya jika seorang peminpin semena-mena terhadap karyawan. Pemimpin memutus hubungan kerja (PHK) dengan tanpa musyawarah terlebih dahulu. Karyawan bekerja dengan penuh tekanan sehingga banyak terjadi demonstrasi disana-sini. Komunikasi konseling yang dikembangkan dalam perusahaan dengan melihat keinginan karyawan, tekanan perasaan, motif dan sebagainya.
3. Bidang Pendidikan
Bimbingan dan konseling disekolah membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek seperti intelektual, moral, sosial, kognitif dan emosional menjadi optimal, harmonis dan wajar.
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Di sekolah sekolah belum banyak dipahami tentang penertian BK oleh guru maupun kepala sekolah. Terdapat bukti yang mendukung antara lain:
1. Masalah Profesi Konselor
2. SK Pengangkatan
3. Masalah sikap terhadap BK
Rochman Natawijaya melihat bahwa sering terjadi kesalahan pengertian terhadap bimbingan dan konseling baik di kalangan guru maupun masyarakat umum. Kesalahan-kesalahannya diantaranya yaitu:
(1) Bimbingan identik dengan pendidikan
Bimbingan adalah bagian dari pendidikan dapat dikatakan bahwa bimbingan dan pendidikan adalah alat pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yakni kedewasaan.
(2) Bimbingan dan konseling adalah cara untuk membantu murid-murid yang salah-suai (malajustment)
(3) Bimbingan dan konseling berarti bimbingan pekerja atau karier
(4) Bimbingan menghendaki kepatuhan dalam perilaku
(5) Bimbingan adalah tugas para ahli
Jika pengertian-pengertian yang salah tentang bimbingan dan konseling serta adanya sikap sikap yang kaku dan kurang menghargai terhadap layanan bimbingan dan konseling di sekolah terus berkembang, terjadilah penyelewengan tujuan BK dan dapat mengakibatkan hal-hal negatif sebagai berikut.
a. Mengecilkan peranan BK di sekolah
b. Kebanyakan beranggapan jika pendidikan dijalankan dengan baik maka tidak perlu adanya bimbingan dan konseling
c. Terdapat anggapan bahwa guru-guru dapat menjadi konselor tanpa pendidikan khusus
1. Pengertian Bimbingan
Pada mulanya bimbingan sebagai usaha membantu pemuda memperoleh pekerjaan. Arthur J Jhones (1970) mengartikan bimbingan sebagai “ The help given by one person to another in making choises and adjustment and in solving problem” menurut Arthur bimbingan sangatlah sederhana terdapat pembimbing dan yang dibimbing. Pembimbing harus mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan membuat pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya. Arthhur mendefinisikannya sebagai berikut:
(1) Bimbingan diberikansemua orang yang membutuhkannya
(2) Disesuaikan dengan nilai agama, moral, dan peraturan yang berlaku.
(3) Dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Frank W. Miller dalam bukunya Guidance Principle and Services (1968) mengemukakan sebagai berikut (terjemahan)
“ Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.”
Dari definisi beberapa pengertian dapat disimpulkan:
1. Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannnya.
2. Bimbingan diberikan agar dapat memahami dirinya, mengarahkan diri dan kemudian merealisasikannya dalam kehidupan nyata.
3. Tercapainya penyesuaian diri yang baik terhadap dirinya, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berbeda dengan Miller, maka Peters dan Shertzer (1974) mengemukakan bimbingan sebagai berikut
“ Guidance, as used here and throughout this book is defied simply as the process of helping the individual to understand him self and his world so that he can utilize his potentialities.”
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa bimbingan meupakan proses bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensinya.
Pengertian-pengertian bimbingan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan karakteristik bimbingan adalah:
(1) Bimbingan merupakan upaya yang bersifat preventif
(2) Bimbingan dapat diberikan secara indifidual maupun kelompok
(3) Bimbingan dapat dilakukan oleh para guru, pemimpin, ketua-ketua organisasi dan sebagainya.
Khusus untuk bimbingan kelompok, mempunyai teknik sebagai berikut.
(1) Teknik diskusi
(2) Dinamika Kelompok
(3) Ceramah
(4) Program Home room
(5) Sosio drama
(6) Psikodrama
(7) Karya wisata
(8) Metode Tugas.
2. Pengertian Konseling
Awal mulanya konseling merupakan pemberian nasehat, kemudian muncul English dan English pada tahun 1958 mengemukakan arti konseling adalah:
“ Suatu hubungan antara seseorang dengan seorang yang lain dimana seseorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian dirinya.”
Pada tahun 1955 tiga tahun sebelum English, Glen E. Smith mendefinisikan konseling yakni:
“ suatu proses dimana konselor membantu konseli (klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang bethubungan dengan pemilihan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu.”
Milton E. Hahn mengatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang terjadi ddalam hubungan seorang dengan seorang yaitu individu yang mengalmi masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional yang telah memperoleh pelatihan dan pengalaman untuk membantu agar klien mampu memecahkan kesulitannya.
Menurut analisa Shertzer dan Stone (1980) definisi-definisi konseling pada umumnya bernuansa kognitif, afektif, dan behaviorial.Definisi konseling yang antisipatif sesuai tantangan pembangunan adalah
“ konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berekmbang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.”
Karakteristik konseling untuk pembangunan adalah
(1) Konseleor selalu berusaha melihat potensi individu
(2) Mendorong klien mengungkapkan masalahnya
(3) Menggunakan kertampilan yang dimiliki untuk menciptakan suasana yang kondusif
(4) Memberi kesempatan atas alternatif pilihan yang sesuai dengan situasi dirinya
(5) Menciptakan kegairahan dan kesenangan
(6) Konselor dituntut dapat membaca bahasa tubuh klien.
Untuk mencapai tujuan knseling, seorang konselor harus mampu
(1) Menangkap pesan utama klien
(2) Utamakan tujuan klien-tujuan konseling
Scara umum tujuan konseling haruslah mencapai :
(1) Effective daily living, klien dapaty menjalani kehidupan sehari-hari
(2) Relationship with other, klien dapat menciptakan hubungan harmmonis dengan orang lain
Para pakar konseling mengemukakan tujuan klien di dalam konseling
(1) Maslow (1971), Rogers (1961), self –actualization / tercapai aktualisasi diri
(2) Schultz (1967) Mosher & Sprithall (1971) personal growth and personal development / pertumbuhan dan perkembangan klien
(3) Berne (1964), Haris (1967) okaynes terjadinya harmoniisasi dalam hubungan dengan seseorang
(4) Konseling islami
(5) Carkhuff (1969), Gordon (1967) effectiveness bekerja dalam kehidupannya lebih efektif
(6) Pengembangan kemampuan klien utuk mengatasi masalahnya
D. Upaya Melibatkan Klien
Syarat Konselor agar klien mau terbuka
(1) Kepribadian konselor
- Empati
- Jujur
- Memehami keadaan klien
- Menghargai martabat klien
- Menerima klien walau dalam keadaan bagaimanapun
- Tidak membanding-bandingkan klien
- Mengetahui keterbatasan diri
- Pemahaman keasaan sosial budaya dan ekonomi klien
(2) Ilmu dan wawasan.
(3) Penguasaan ketrampilan konseling
E. Konseling Pengembangan dan Islam
Prinsip konseling sebagai proses membantu agar individu dapat berkembang
(1) Memberikan kabar gembira dan kebahagiaan hidup
(2) Melihat klien sebagai subjek dan hamba Allah
(3) Menghargai klien tanpa syarat
(4) Dialog islami yang menyentuh
(5) Keteladanan pribadi konselor
F. Orientasi Baru Bimbingan dan Konseling
Orientasi bimbingan dan konseling di sekolah selama ini bersifat klinis, artinya memperhatikan para siswa yang bermasalah dan mengabaikan yang tidak bermasalah. Beberapa kondisi yang menunjang sifat klinis tersebut:
(1) Mengutamakan siswa yang bermasalah yang jumlahnya sangat sedikit
(2) Bimbingan dan konseling di sekolah laksana kantor polisi untuk mengawasi,menangkap dan menghukum siswa yang menyimpang dari peraturan
(3) BK seperti keranjang sampah
(4) Guru nampak pasif
(5) Kurang profesional
(6) BK sebagai tempat guru yang kekurangan jam mengajar
(7) Masih banyak yang menganggap BK dapat dilakukan oleh siapa saja
Perlu adanya orientasi baru dalam Bimbingan dan Konseling antara lain :
(1) Pedagogis, menciptakan kondisi sekolah yang kondusif
(2) Potensial, setiap siswa memiliki potensi untuk dikembangkan
(3) Humanistik-religius dengan landasan ketuhanan
(4) Profesional atas dasar filosofis, teoritis dan ketrampilan teknik
1. Peranan Guru dan Kepala sekolah
Pasal 27 PP No 29 Tahun 1990 “ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.”
Peranan kepala sekolah adalah mengkoordinir keberhasilan bimbingan dan konseling disamping kegiatan administrasi dan kurikukum (akademik). Sedangan guru sebagai pembimbig yang ,elakukan pendekatan dengan siswa.
2. Bimbingan Pengembangan Potensi Siswa
a. Program pengembangan siswa unggul akademik
- Seleksi kemampuan akademik siswa
- Menentukan kurikulum khusus
- Memilih guru-guru berkualitas
- Menyediakan sarana penunjang
- Menyiapkan program bimbingandan konseling bagi keberhasilan belajar
b. Program pengembangan siswa unggul kreativitas
Bertujuan:
- Menemukan dan melatih siswa berbakat
- Menyiapkan siswa untuk pasar kerja
Tahapannya antara lain:
(1) Seleksi minat, bakat, dan kreativitas siswa
(2) Menyusun program ketrampilan
(3) Menyediakan sarana
(4) Menggalang kerjasama dengan Depnaker dan pihak lain
(5) Menyiapkan BK untuk membantu keberhasilan mereka
c. Bimbingan siswa bermasalah
Pemilihan kasus, atau memilah-milah antara lain dengan:
(1) Kasus ringan, seperti membolos
Dapat diatasi oleh wali kelas
(2) Kasus sedang, seperti gangguan emosional
Diatasi oleh guru pembimbing dengan bantuan kepala sekolah
(3) Kasus berat seperti pecandu,pemabok dan lainsebagainya.
Diatasi dengan bantuan psikologi, polisi dan ahli hukum.
G. Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan kurikulum SMU 1994 kegiatan BK terdiri dari:
1. Layanan Orientasi
Merupakan layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, kegiatannya berupa layanan informasi.
2. Layanan Indormasi
Menurut kurikulum SMU 1994 yang dimaksud dengan layanan informasi adalah “ layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang dapat memberi pengaruh besar kepada siswa (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.”
Layanan informasi meliputi:
a. Informasi pendidikan
b. Informasi pekerjaan/jabatan
c. Informasi sosial budaya
d. Informasi diri siswa
3. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
Dilakukan oleh guru dengan bimbingan kepala sekolah dan dapat melibatkan psikolog
4. Layanan bimbingan belajar
Mengembangkan siswa atas sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
5. Layanan konseling indifidual
6. Layanan bimbingan kelompok.